Menurut Prof DR. M. J. Langerveld, Guru
besar pada Rijk University di Utrecht
(Belanda) Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal
tertentu, yang merupakan kesatuan sistematis dan memberikan penjelasan yang
sistematis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan sebab-sebab suatu kejadian.
Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakannya dengan pengetahuan lainnya, diantara ciri khas ilmu atau ilmu
pengetahuan yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan
sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan
dengan pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan
suatu sikap yang disebut sikap ilmiah.
Objek penelaah ilmu adalah seluruh segi kehidupan yang dapat
di uji oleh panca indra manusia. Ilmu membatasi diri pada kejadian-kejadian
yang besifat empiris, yang terjangkau oleh fitrah pengalaman manusia dengan
menggunakan panca indranya. Objek dibedakan atas dua hal yaitu, objek material
adalah objek yang dilihat secara keseluruhan, dan objek formal yang dilihat
dari suatu aspek tertentu saja.
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan
yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan
yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil
perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan
pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang
tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya
terdiri dari dua sisi; yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan
diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas
dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya
melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan murni). Sementara dorongan yang
ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan
dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya
disebut dengan Applied science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi). Kedua
dorongan inilah yang memicu manusia untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan
baru yang menjadi titik awal lahirnya pengetahuan alamiah modern yang semakin
berkembang dari zaman ke zaman.
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern
Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia
tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu, bahkan perubahan pola hidup manusia dari
waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan
perkembangan ilmu. Sejarah perkembangan ilmu berkembang sangat
pesat, luas dan spasio temporal yang panjang. sejarah adalah gambaran
tentang semua peristiwa yang telah terjadi, yang berfungsi sebagai
pengungkap segala sesuatu sesuai dengan fakta yang ada tanpa adanya distorsi
sedikitpun. sejarah yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sejarah
atau periodisasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan faktor
penting dalam kehidupan manusia. Untuk itu, perlu adanya upaya yang
sungguh-sungguh serta tanggung jawab moral dan akademik dalam pemaparan sejarah.
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah
berlangsung secara tiba-tiba, namun melalui proses bertahap dan evolutif.
Perkembangan ilmu terus berkembang menjadi beberapa periode, mulai dari zaman
zunani terus berkembang hingga sampai zaman post modern yang
masing-masing memiliki karakteristik dan para filosof yang berbeda.
Perbedaan karakteristik perkembangan ilmu pengetahuan di setiap periode
dikarenakan adanya pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari mitos-mitos
menjadi lebih rasionil. Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif menjadikan
alam sebagai objek penelitian dan pengkajian. Oleh Karena itu, dalam makalah
ini, penulis akan memaparkan tentang perkembangan ilmu pengetahuan masa modern.
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 14 M. Tetapi, indikator yang
nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini
ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah.
(Surajiyo:2007:87). Menurut Slamet Iman Sontoso, ada tiga sumber pokok yang
menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu
hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis,
terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan
Turki pada tahun 1453. (Tim Dosen Filsafat Ilmu :2001:79)
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini
sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Renaissance sering
diartikan denagn kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di
lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari
ajaran-ajaran agama. Jadi, zaman Modern filsafat didahului oleh zaman
Renaissance. Sebenarnya secara esensial zaman Renaissance itu, dalam filsafat,
tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada
filsafat modern. Filsafat modern menampakkan karakteristiknya dengan lahirnya
aneka aliran-aliran besar filsafat, yang diawali oleh Rasionalisme dan
Empirisme dan Kriticisme. Selain ketiga aliran itu, juga akan diketengahkan
aliran-aliran besar lainnya yang ikut berperan mengisi lembaran filsafat
modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme, fenomenologi,
eksistensialisme dan pragmatisme.
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak
berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa,
tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan
ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran
empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang
batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba
memadukan kedua pendapat berbeda itu.