Rabu, 27 Januari 2016

BAB 9

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar belakang
Di zaman modern ini masyarakat dunia tidak asing lagi mendengar kata “Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan. Masyarakat dunia selalu berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Ilmu pengetahuan merupakan jalur utama untuk meningkatkan ilmu-ilmu yang didalamnya, yang dapat diterapkan dalam sebuah teknologi. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan yang mungkin permasalahannya adalah kontinuitas dan perubahan, harmoni dan disharmoni. Ketiga masalah ini akan melihat masa lalu atau masa depan yang penuh tantangan hidup, ketidakpastian, dan dapat melibatkan perdebatan semantika.
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, yang sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Teknologi dapat mempermudah kehidupan manusia dan mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri, maksudnya adalah teknologi mempunyai pengaruh dampak yang positif dan negative lebih besar daripada seberapa besar kehebatan dan kecanggihan teknologi itu sendiri.
Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelsi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya).

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa yang diketahui tentang ilmu pengetahuan?
2.         Apa yang diketahui tentang teknologi?
3.         Apa yang diketahui tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai?
4.         Apa yang diketahui tentang kemiskinan?

C.      Tujuan Masalah
1.       Mengetahui tentang ilmu pengetahuan, teknologi, nilai, dan kemiskinan



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1     Ilmu Pengetahuan

Pengertian mengenai ilmu pengetahuan banyak dikemukakan oleh kalangan ilmuwan dan banyaknya keseragaman pendapat. Ilmu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur , yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Beberapa pengertian pengetahuan menurut para ahli yaitu sebagai berikut:

1.     Aristoteles
Aristoteles mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dapat di inderai dan dapat merangsang budi
2.     Decartes
Menurut Decartes ilmu pengetahuan merupakan ilmu pengetahuan serba budi
3.     Bacon dan David Home
Pengetahuan sebagai pengalaman indera dan batin
4.     Immanuel Kant
Pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman
5.     Teori Phyroo
Tidak ada kepastian dalam pengetahuan

Secara umum, Ilmu  pengetahuan  merupakan  suatu  pangkal tumpuan  (objek)  yang sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum  dan akumulatif.  Jadi ilmu pengetahuan  adalah  sebuah dasar atau  bekal  bagi  seseorang  yang  ingin mencapai  suatu  tujuan yang diharapkannya.  Tanpa  ilmu pengetahuan,  manusia tidak  bisa mencapai  apa yang diinginkannya. Ilmu  pengetahuan  memberikan setiap  manusia  ilmu-ilmu dasar  untuk  melakukan  sesuatu. Ilmu pengetahuan  bisa dicari  dimana  saja, tidak  hanya dari  buku pelajaran  saja. Tetapi  ilmu pengetahuan  juga  bisa diambil  dari berbagai sumber  seperti  koran,  majalah, televisi,  radio,  komik sains,  ataupun  pengalaman seseorang  bahkan dari kitab suci.

2.2     Teknologi

Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Definisi lain teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.

Adapun teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :

1.      Persyaratan Teknis
a.       Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan import.
b.      Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
c.       Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
d.      Memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.

2.      Persyaratan Sosial
a.       Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada.
b.      Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.
c.       membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
d.      Menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.

3.      Persyaratan Ekonomi
a.       Membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal.
b.      Mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional.
c.       Menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen.
d.      Dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.


2.3     Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Nilai

Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini dikarenakan dampaknya dapat dirasakan melalui kebijakan pembangunan yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu diperoleh melalui kegiatan metode ilmiah atau epistemologi. Jadi epistemology merupakan pembahasan bagaimana mendapatkan suatu pengetahuan. Sedangkan metode ilmiah adalah suatu kegiatan menyusun tubuh pengetahuan yang bersifat logis, penjabaran hipotesis dengan dedukasi dan verifikasi.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkurangnya perhatian terhadap nilai, moral, dan segi kemanusiannya. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki 3 komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunya yaitu :
1.      Ontologis
Hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, atau objek formal dari suatu pengetahuan. Kaitan ontologis dengan nilai dalam kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas yang ada
2.      Epistemologis
Pembahasan bagaimana mendapatkan pengetahuan. Epistemologis berkaitan dengan nilai pada saat proses logis, hipotesis, dan verifikasi
3.      Aksiologis
Asas mengunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan. Aksiologis berkaitan dengan nilai dimana ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia.

Tujuan ilmu terapan ini adalah untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah-masalah manusia. Tindak lanjut dari masalah-masalah seperti (hasil kegiatan ilmu terapan) inilah yang disebut teknologi. Apa pun arah dan kepada siapa diterapkannya teknologi, bergantung dari si penguasa teknologi dan nilai atau norma yang dimilikinya.
Hal tersebut membuktikan bahwa ilmu tidak bebas nilai. Ilmu yang bebas nilai adalah suatu tuntutan yang ditujukan kepada semua kegiatan ilmiiah atas dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai berasal dari ekses penerapan ilmu dan teknologi sendiri. Sikap ilmuwan terbagi menjadi 2 golongan yaitu sebagai berikut:
1.      Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologism maupun aksiologis, dalam penggunaannya tergantung kepada tujuan ilmuwan untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai kemanusian lainnya dikorbankan demi teknologi.
2.      Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, dalam pengunaan dan penelitian harus berdasarkan asas-asas moral. Golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabila ilmu dan teknologi disalahgunakan.

2.4     Kemiskinan

Kemiskinan merupakan kurangnya pendapatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti sandang, pangan dan papan. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain, (Emil Salim, 1982).

Atas dasar ukuran tersebut, maka yang hidup dibawah garis kemiskinan memilikiciri-ciri sebagai berikut:
a.       Tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah, modal, dan sebagainya.
b.      Tidak memiliki kemungkinan untuk memiliki asset produksi.
c.       Tingkat pendidikan yang rendah.
d.      Kebanyakan tinggal di desa.
e.       Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan.

Kemiskinan adalah salah satu masalah besar yang dihadapi oleh negara berkembang terutama di Indonesia. Angka nilai kemiskinan dapat menentukan seberapa besar negara menangani masalah ini. Garis kemiskinan dapat menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
a.       Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki
b.      Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
c.       Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi

Dengan menganut teori fungsionaldari statifikasi (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi yaitu sebagai berikut:
1.      Fungsi ekonomi
Penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan pekerjaan dan memanfaatkan barang bekas.
2.      Fungsi sosial
Menimbulkan altruism (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi, sebagai ukuran kemajuan dan merangsang munculnya badan amal.
3.      Fungsi kultural
Sumber inspirasi, dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesame bangsa.
4.      Fungsi politik
Sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.

Penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu :
1.      Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin dapat diketahui. Atau dengan menggunakan batas minimal jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg beras.

2.      Kebutuhan relatif per-keluarga
Berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak.

BAB III
PENUTUP

3.1            Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
                        
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan berkembang di era globalisasi sekarang ini dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki kita bisa dapat menciptakan teknologi baru yang hasilnya dapat mengurangi angka kemiskinan.

3.2            Saran
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari harus memperhatikan segala hal supaya tidak menimbulkan dampak negatif

REFERENSI




BAB 8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masin
Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita masyarakat. suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat.

1.2  Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui  perbedaan kepentingan
2.      Mengetahui prasangka diskriminasi dan ethosentris
3.      Mengetahui bagaimana pertentangan sosial ketegangan dalan masyarakat
4.      Mengetahui golongan-golongan yang berbeda dan integrasi social
5.      Mengetahui tentang integrasi Internasional   


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Perbedaan Kepentingan

Prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.

2.2  Prasangka Diskriminasi dan Ethosentris
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.

Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1.   Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
       2.   Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan

Perbedaan Prasangka dengan Diskriminasi
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku.
Sikap negatif disebut juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi, serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan hanya bisa berprasangka dengan orang lain.

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung menganggap kebudayaan  mereka sebagai salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai, dipandang  sebagai suatu yang kurang baik, kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya.

2.3  Pertentangan Sosial Ketegangan dalam Masyarakat
Pertentangan merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat, yaitu :

1.      Pada taraf di dalam diri seseorang
Konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri seseorang.
2.      Pada taraf kelompok
Konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.      Pada taraf masyarakat
Konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda. Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik.

2.4  Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.
Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi yaitu sebagai berikut:
1.      Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
2.      Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
3.      Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
  1. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
Adapun syarat-syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
  1. Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
  2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
  3. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka
2.5  Integrasi Internasional

Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak.
Teori integrasi internasional dianalogikan sebagai satu payung yang memayungi berbagai pendekatan dan metode penerapan yaitu federalisme, pluralisme, fungsionalisme, neo-fungsionalisme, dan regionalisme. Meskipun pendekatan ini sangat dekat dengan kehidupan kita saat ini, tetapi hal ini rasanya masih sangat jauh dari realisasinya (dalam pandangan state-sentris/idealis), sebagaimana sekarang banyak teoritisi integrasi memfokuskan diri pada organisasi internasional dan bagaimana ia berubah dari sekedar alat menjadi struktur dalam negara.
Beberapa masalah integrasi internasional, diantaranya sebagai berikut:
1.      Perbedaan ideologi
2.      Kondisi masyarakat yang majemuk
3.      Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
4.      Pertumbuhan partai politik
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Pertentangan sosial dan integrita masyarakat. suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat.
Pertentangan sosial adalah teori yang memandang bahwa  perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.

3.2  Saran

Sikapilah suatu konflik dengan baik, maka konflik tersebut dapat memberikan masukan yang baik terhadap kehidupan. Oleh karena itu, apabila terjadi konflik hendaknya kita menyelesaikan dengan baik dan secara bermusyawarah agar tidak terjadi konflik yang berkelanjutan antara pihak-pihak yang berkonflik.
Saya sadar bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mambutuhkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan mengenai “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”, teman-teman bisa mencari referensi lain.

REFERENSI