BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Di
zaman modern ini masyarakat dunia tidak asing lagi mendengar kata “Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan. Masyarakat dunia selalu berbicara
tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Ilmu pengetahuan merupakan
jalur utama untuk meningkatkan ilmu-ilmu yang didalamnya, yang dapat diterapkan
dalam sebuah teknologi. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan yang mungkin permasalahannya adalah
kontinuitas dan perubahan, harmoni dan disharmoni. Ketiga masalah ini akan
melihat masa lalu atau masa depan yang penuh tantangan hidup, ketidakpastian,
dan dapat melibatkan perdebatan semantika.
Teknologi dalam penerapannya sebagai
jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, yang sudah diberi kepercayaan
yang mendalam. Teknologi dapat mempermudah kehidupan manusia dan mempunyai
dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi
itu sendiri, maksudnya adalah teknologi mempunyai pengaruh dampak yang positif
dan negative lebih besar daripada seberapa besar kehebatan dan kecanggihan
teknologi itu sendiri.
Kemiskinan merupakan tema sentral
dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan
bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur.
Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain,
seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam
lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan
(ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi
kemiskinan di tengah masyarakat. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem yang
berinteraksi, interelsi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang diketahui
tentang ilmu pengetahuan?
2.
Apa yang diketahui
tentang teknologi?
3.
Apa yang diketahui
tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai?
4.
Apa yang diketahui
tentang kemiskinan?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, nilai, dan kemiskinan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ilmu Pengetahuan
Pengertian mengenai ilmu pengetahuan banyak
dikemukakan oleh kalangan ilmuwan dan banyaknya keseragaman pendapat. Ilmu
selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur , yang diperoleh dengan pangkal
tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris,
umum, dan akumulatif. Beberapa pengertian pengetahuan menurut para ahli yaitu
sebagai berikut:
1. Aristoteles
Aristoteles
mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dapat di
inderai dan dapat merangsang budi
2. Decartes
Menurut
Decartes ilmu pengetahuan merupakan ilmu pengetahuan serba budi
3. Bacon dan David Home
Pengetahuan
sebagai pengalaman indera dan batin
4. Immanuel Kant
Pengetahuan
merupakan persatuan antara budi dan pengalaman
5. Teori Phyroo
Tidak
ada kepastian dalam pengetahuan
Secara
umum, Ilmu pengetahuan merupakan
suatu pangkal tumpuan (objek)
yang sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Jadi ilmu pengetahuan adalah
sebuah dasar atau bekal bagi
seseorang yang ingin mencapai suatu
tujuan yang diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak
bisa mencapai apa yang
diinginkannya. Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia
ilmu-ilmu dasar untuk melakukan
sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa
dicari dimana saja, tidak
hanya dari buku pelajaran saja. Tetapi
ilmu pengetahuan juga bisa diambil
dari berbagai sumber seperti koran,
majalah, televisi, radio, komik sains,
ataupun pengalaman seseorang bahkan dari kitab suci.
2.2 Teknologi
Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari
alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains
dan teknik.
Definisi lain teknologi adalah
pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua
alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang
dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang
diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena
itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita
meningkat.
Adapun teknologi tepat guna adalah
suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :
1.
Persyaratan Teknis
a. Memperhatikan kelestarian tata
lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi
setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan import.
b. Jumlah produksi harus cukup dan mutu
produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
c. Menjamin agar hasil dapat diangkut
ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan
atas mutu hasil.
d. Memperlihatkan tersedianya peralatan
serta operasi dan perawatannya.
2.
Persyaratan Sosial
a. Memanfaatkan keterampilan yang sudah
ada.
b. Menjamin timbulnya perluasan
lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.
c. membatasi
sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar
peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud
keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
d. Menekan seminimum mungkin pergeseran
tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
3.
Persyaratan Ekonomi
a.
Membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal.
b.
Mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana
pengembangan lokal, regional dan nasional.
c.
Menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada
produsen.
d.
Dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara
penghitungan ekonomis yang sehat.
2.3 Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Nilai
Ilmu pengetahuan dan teknologi
sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini dikarenakan dampaknya dapat
dirasakan melalui kebijakan pembangunan yang pada hakikatnya adalah penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu diperoleh melalui kegiatan metode ilmiah
atau epistemologi. Jadi epistemology merupakan pembahasan bagaimana mendapatkan
suatu pengetahuan. Sedangkan metode ilmiah adalah suatu kegiatan menyusun tubuh
pengetahuan yang bersifat logis, penjabaran hipotesis dengan dedukasi dan
verifikasi.
Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin berkurangnya perhatian terhadap nilai, moral,
dan segi kemanusiannya. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki 3 komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunya yaitu :
1. Ontologis
Hakikat apa yang dikaji oleh
pengetahuan, atau objek formal dari suatu pengetahuan. Kaitan ontologis dengan
nilai dalam kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas yang ada
2. Epistemologis
Pembahasan bagaimana mendapatkan
pengetahuan. Epistemologis berkaitan dengan nilai pada saat proses logis,
hipotesis, dan verifikasi
3. Aksiologis
Asas mengunakan ilmu pengetahuan
atau fungsi dari ilmu pengetahuan. Aksiologis berkaitan dengan nilai dimana
ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia.
Tujuan
ilmu terapan ini adalah untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah-masalah
manusia. Tindak lanjut dari masalah-masalah seperti (hasil kegiatan ilmu
terapan) inilah yang disebut teknologi. Apa pun arah dan kepada siapa
diterapkannya teknologi, bergantung dari si penguasa teknologi dan nilai atau
norma yang dimilikinya.
Hal
tersebut membuktikan bahwa ilmu tidak bebas nilai. Ilmu yang bebas nilai adalah
suatu tuntutan yang ditujukan kepada semua kegiatan ilmiiah atas dasar hakikat
ilmu pengetahuan itu sendiri. Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai berasal
dari ekses penerapan ilmu dan teknologi sendiri. Sikap ilmuwan terbagi menjadi
2 golongan yaitu sebagai berikut:
1.
Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi bersifat netral
terhadap nilai-nilai baik secara ontologism maupun aksiologis, dalam
penggunaannya tergantung kepada tujuan ilmuwan untuk tujuan baik atau tujuan
buruk. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran dijunjung tinggi sebagai nilai,
sehingga nilai kemanusian lainnya dikorbankan demi teknologi.
2.
Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi bersifat netral
hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, dalam pengunaan dan penelitian
harus berdasarkan asas-asas moral. Golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah
mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabila ilmu dan teknologi disalahgunakan.
2.4 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan kurangnya
pendapatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti sandang,
pangan dan papan. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makan, pakaian, tempat
tinggal, dan lain-lain, (Emil Salim,
1982).
Atas dasar ukuran tersebut, maka
yang hidup dibawah garis kemiskinan memilikiciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah,
modal, dan sebagainya.
b.
Tidak memiliki kemungkinan untuk memiliki asset produksi.
c.
Tingkat pendidikan yang rendah.
d.
Kebanyakan tinggal di desa.
e.
Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai
keterampilan.
Kemiskinan adalah salah satu masalah
besar yang dihadapi oleh negara berkembang terutama di Indonesia. Angka nilai
kemiskinan dapat menentukan seberapa besar negara menangani masalah ini. Garis kemiskinan
dapat menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
a.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang
dimiliki
b.
Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
c.
Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Dengan
menganut teori fungsionaldari statifikasi (Davis),
maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi yaitu sebagai berikut:
1.
Fungsi ekonomi
Penyediaan tenaga untuk pekerjaan
tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan pekerjaan dan memanfaatkan
barang bekas.
2.
Fungsi sosial
Menimbulkan altruism (kebaikan
spontan) dan perasaan, sumber imajinasi, sebagai ukuran kemajuan dan merangsang
munculnya badan amal.
3.
Fungsi kultural
Sumber inspirasi, dan memperkaya
budaya saling mengayomi antar sesame bangsa.
4.
Fungsi politik
Sebagai kelompok gelisah atau
masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.
Penggolongan seseorang atau masyarakat
dikatakan miskin ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu :
1. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan digunakan ukuran
kerja waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang
tergolong dalam orang miskin dapat diketahui. Atau dengan menggunakan batas
minimal jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg
beras.
2. Kebutuhan relatif per-keluarga
Berdasarkan atas kebutuhan minimal
yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya
secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan.
Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia,
melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam
serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas,
sebab bagi siapa saja yang bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan
berkembang di era globalisasi sekarang ini dengan ilmu pengetahuan yang kita
miliki kita bisa dapat menciptakan teknologi baru yang hasilnya dapat
mengurangi angka kemiskinan.
3.2 Saran
Pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari harus memperhatikan segala
hal supaya tidak menimbulkan dampak negatif
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar