Rabu, 27 Januari 2016

BAB 9

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar belakang
Di zaman modern ini masyarakat dunia tidak asing lagi mendengar kata “Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan. Masyarakat dunia selalu berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Ilmu pengetahuan merupakan jalur utama untuk meningkatkan ilmu-ilmu yang didalamnya, yang dapat diterapkan dalam sebuah teknologi. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan yang mungkin permasalahannya adalah kontinuitas dan perubahan, harmoni dan disharmoni. Ketiga masalah ini akan melihat masa lalu atau masa depan yang penuh tantangan hidup, ketidakpastian, dan dapat melibatkan perdebatan semantika.
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, yang sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Teknologi dapat mempermudah kehidupan manusia dan mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri, maksudnya adalah teknologi mempunyai pengaruh dampak yang positif dan negative lebih besar daripada seberapa besar kehebatan dan kecanggihan teknologi itu sendiri.
Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelsi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya).

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa yang diketahui tentang ilmu pengetahuan?
2.         Apa yang diketahui tentang teknologi?
3.         Apa yang diketahui tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai?
4.         Apa yang diketahui tentang kemiskinan?

C.      Tujuan Masalah
1.       Mengetahui tentang ilmu pengetahuan, teknologi, nilai, dan kemiskinan



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1     Ilmu Pengetahuan

Pengertian mengenai ilmu pengetahuan banyak dikemukakan oleh kalangan ilmuwan dan banyaknya keseragaman pendapat. Ilmu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur , yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Beberapa pengertian pengetahuan menurut para ahli yaitu sebagai berikut:

1.     Aristoteles
Aristoteles mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dapat di inderai dan dapat merangsang budi
2.     Decartes
Menurut Decartes ilmu pengetahuan merupakan ilmu pengetahuan serba budi
3.     Bacon dan David Home
Pengetahuan sebagai pengalaman indera dan batin
4.     Immanuel Kant
Pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman
5.     Teori Phyroo
Tidak ada kepastian dalam pengetahuan

Secara umum, Ilmu  pengetahuan  merupakan  suatu  pangkal tumpuan  (objek)  yang sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum  dan akumulatif.  Jadi ilmu pengetahuan  adalah  sebuah dasar atau  bekal  bagi  seseorang  yang  ingin mencapai  suatu  tujuan yang diharapkannya.  Tanpa  ilmu pengetahuan,  manusia tidak  bisa mencapai  apa yang diinginkannya. Ilmu  pengetahuan  memberikan setiap  manusia  ilmu-ilmu dasar  untuk  melakukan  sesuatu. Ilmu pengetahuan  bisa dicari  dimana  saja, tidak  hanya dari  buku pelajaran  saja. Tetapi  ilmu pengetahuan  juga  bisa diambil  dari berbagai sumber  seperti  koran,  majalah, televisi,  radio,  komik sains,  ataupun  pengalaman seseorang  bahkan dari kitab suci.

2.2     Teknologi

Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Definisi lain teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.

Adapun teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :

1.      Persyaratan Teknis
a.       Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan import.
b.      Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
c.       Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
d.      Memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.

2.      Persyaratan Sosial
a.       Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada.
b.      Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.
c.       membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
d.      Menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.

3.      Persyaratan Ekonomi
a.       Membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal.
b.      Mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional.
c.       Menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen.
d.      Dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.


2.3     Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Nilai

Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini dikarenakan dampaknya dapat dirasakan melalui kebijakan pembangunan yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu diperoleh melalui kegiatan metode ilmiah atau epistemologi. Jadi epistemology merupakan pembahasan bagaimana mendapatkan suatu pengetahuan. Sedangkan metode ilmiah adalah suatu kegiatan menyusun tubuh pengetahuan yang bersifat logis, penjabaran hipotesis dengan dedukasi dan verifikasi.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkurangnya perhatian terhadap nilai, moral, dan segi kemanusiannya. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki 3 komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunya yaitu :
1.      Ontologis
Hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, atau objek formal dari suatu pengetahuan. Kaitan ontologis dengan nilai dalam kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas yang ada
2.      Epistemologis
Pembahasan bagaimana mendapatkan pengetahuan. Epistemologis berkaitan dengan nilai pada saat proses logis, hipotesis, dan verifikasi
3.      Aksiologis
Asas mengunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan. Aksiologis berkaitan dengan nilai dimana ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia.

Tujuan ilmu terapan ini adalah untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah-masalah manusia. Tindak lanjut dari masalah-masalah seperti (hasil kegiatan ilmu terapan) inilah yang disebut teknologi. Apa pun arah dan kepada siapa diterapkannya teknologi, bergantung dari si penguasa teknologi dan nilai atau norma yang dimilikinya.
Hal tersebut membuktikan bahwa ilmu tidak bebas nilai. Ilmu yang bebas nilai adalah suatu tuntutan yang ditujukan kepada semua kegiatan ilmiiah atas dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai berasal dari ekses penerapan ilmu dan teknologi sendiri. Sikap ilmuwan terbagi menjadi 2 golongan yaitu sebagai berikut:
1.      Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologism maupun aksiologis, dalam penggunaannya tergantung kepada tujuan ilmuwan untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai kemanusian lainnya dikorbankan demi teknologi.
2.      Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, dalam pengunaan dan penelitian harus berdasarkan asas-asas moral. Golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabila ilmu dan teknologi disalahgunakan.

2.4     Kemiskinan

Kemiskinan merupakan kurangnya pendapatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti sandang, pangan dan papan. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain, (Emil Salim, 1982).

Atas dasar ukuran tersebut, maka yang hidup dibawah garis kemiskinan memilikiciri-ciri sebagai berikut:
a.       Tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah, modal, dan sebagainya.
b.      Tidak memiliki kemungkinan untuk memiliki asset produksi.
c.       Tingkat pendidikan yang rendah.
d.      Kebanyakan tinggal di desa.
e.       Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan.

Kemiskinan adalah salah satu masalah besar yang dihadapi oleh negara berkembang terutama di Indonesia. Angka nilai kemiskinan dapat menentukan seberapa besar negara menangani masalah ini. Garis kemiskinan dapat menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
a.       Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki
b.      Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
c.       Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi

Dengan menganut teori fungsionaldari statifikasi (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi yaitu sebagai berikut:
1.      Fungsi ekonomi
Penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan pekerjaan dan memanfaatkan barang bekas.
2.      Fungsi sosial
Menimbulkan altruism (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi, sebagai ukuran kemajuan dan merangsang munculnya badan amal.
3.      Fungsi kultural
Sumber inspirasi, dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesame bangsa.
4.      Fungsi politik
Sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.

Penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu :
1.      Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin dapat diketahui. Atau dengan menggunakan batas minimal jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg beras.

2.      Kebutuhan relatif per-keluarga
Berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak.

BAB III
PENUTUP

3.1            Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
                        
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan berkembang di era globalisasi sekarang ini dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki kita bisa dapat menciptakan teknologi baru yang hasilnya dapat mengurangi angka kemiskinan.

3.2            Saran
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari harus memperhatikan segala hal supaya tidak menimbulkan dampak negatif

REFERENSI




Tidak ada komentar:

Posting Komentar