Kamis, 27 Oktober 2016

Analisa Penulisan Jurnal

Nama  : Febri Wijaya
NPM   : 34414108
Kelas   : 3ID13
Tema   : FORECASTING 

ANALISA PENULISAN
  1. Format tulisan pada judul jurnal ini menggunakan font Times New Roman.
  2.  Pada per-Sub BAB penulisan jurnal ini menggunakan format numbering.
  3.  Pada per-Sub BAB penulisan jurnal ini menggunakan bold.
  4.  Jurnal ini menggunakan general alignment beruapa Justify dan Center.
  5. Ukuran tulisan (Font Size) yang digunakan pada penulisan judul jurnal adalah 12.
  6. Penulisan judul menggunakan font style bold dan posisi tulisan menggunakan format center.
  7. Jarak enter dari judul ke nama penulis 1x.
  8. Penulisan judul menggunakan huruf capital.
  9.  Spacing untuk penulisan judul jurnal ini menggunakan before-after nol dengan line spacing Single.
  10. Pada penulisan jurnal ini terdapat 5 bagian atau bab yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metode penilitian, analisa dan pembahasan dan penutup.
  11.  Pada penulisan nama penulis beserta pendidikannya di tulis dengan font 11 menggunakan bold dan posisi tulisan menggunakan format center.
  12. Penulisan nama penulis menggunakan huruf capital.
  13. Format tulisan pada abstraksi menggunakan font Times New Roman.
  14. Ukuran tulisan (Font Size) yang digunakan pada penulisan kata “Abstrak” adalah 12 dan menggunakan Bold dan posisi tulisan menggunakan format Center.
  15. Ukuran tulisan (Font Size) yang digunakan pada penulisan isi dari abstrak adalah 10 dan menggunakan bold dan posisi tulisan menggunakan format Justify.
  16. Pada penulisan abstraktasi pada jurnal ini menggunakan 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
  17.  Pada abstraksi terdiri dari satu paragraph.
  18. Format tulisan pada isi jurnal ini menggunakan font Times New Roman.
  19. Ukuran tulisan (Font Size) yang digunakan pada penulisan isi dari jurnal ini adalah 10 dan posisi tulisan menggunakan format Justify.
  20.  Spacing untuk penulisan isi jurnal ini menggunakan before-after 4,15 pt dengan line spacing Exactly.
  21. Pada bagian pendahuluan terdiri dari 4 sub bab.
  22. Pada penulisan latar belakang terdiri dari 4 paragraph.
  23. Pada paragraph pertama penulisan latar belakang terdiri dari 5 kalimat dan 15 baris.
  24. Pada paragraph kedua penulisan latar belakang terdiri dari 4 kalimat dan 16 baris.
  25. Pada paragraph ketiga penulisan latar belakang terdiri dari 4 kalimat dan 17 baris.
  26.  Pada paragraph keempat penulisan latar belakang terdiri dari 1 kalimat dan 7 baris.
  27. Format tulisan pada isi dari latar belakang menggunakan font Times New Roman.
  28. Ukuran tulisan (Font Size) yang digunakan pada penulisan isi dari latar belakang adalah 10 dan posisi tulisan menggunakan format Justify.
  29. Pada penulisan perumusan masalah terdiri dari 1 paragraph.
  30. Pada penulisan batasan masalah terdiri dari 1 paragraph.
  31. Pada penulisan tujuan penulisan terdiri dari 1 paragraph.
  32. Pada penulisan jurnal ini terdapat 13 gambar.
  33. Pada penulisan jurnal ini terdapat 3 table.
  34. Pada bagian landasan teori terdiri dari 21 sub bab.
  35. Pada bagian metode penilitian terdiri dari 15 sub bab.
  36. Pada bagian analisa dan pembahasan terdiri dari 23 sub bab.
  37. Pada bagian metode penilitian terdiri dari 2 sub bab.
  38. Penulisan jurnal ini memiliki 9 sumber.

Sabtu, 01 Oktober 2016

KELAHIRAN ILMU PENGETAHUAN MODERN

KELAHIRAN ILMU PENGETAHUAN MODERN

Menurut Prof  DR. M. J. Langerveld, Guru besar pada Rijk University di Utrecht (Belanda) Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu, yang merupakan kesatuan sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan sebab-sebab suatu kejadian. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat membedakannya dengan pengetahuan lainnya, diantara ciri khas ilmu atau ilmu pengetahuan yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan dengan pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu sikap yang disebut sikap ilmiah.
Objek penelaah ilmu adalah seluruh segi kehidupan yang dapat di uji oleh panca indra manusia. Ilmu membatasi diri pada kejadian-kejadian yang besifat empiris, yang terjangkau oleh fitrah pengalaman manusia dengan menggunakan panca indranya. Objek dibedakan atas dua hal yaitu, objek material adalah objek yang dilihat secara keseluruhan, dan objek formal yang dilihat dari suatu aspek tertentu saja.



Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode  yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.    

Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode  yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.

Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi; yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi). Kedua dorongan inilah yang memicu manusia untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang menjadi titik awal lahirnya pengetahuan alamiah modern yang semakin berkembang dari zaman ke zaman.

Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern
Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu, bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan  seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Sejarah  perkembangan ilmu berkembang sangat pesat,  luas dan spasio temporal yang panjang. sejarah adalah gambaran tentang semua  peristiwa yang telah terjadi, yang berfungsi sebagai pengungkap segala sesuatu sesuai dengan fakta yang ada tanpa adanya distorsi sedikitpun.  sejarah yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sejarah atau periodisasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Untuk itu, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh serta tanggung jawab moral dan akademik dalam pemaparan sejarah.


Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, namun melalui proses bertahap dan evolutif. Perkembangan ilmu terus berkembang menjadi beberapa periode, mulai dari zaman zunani terus berkembang hingga sampai zaman post modern  yang masing-masing memiliki karakteristik  dan para filosof yang berbeda. Perbedaan karakteristik perkembangan ilmu pengetahuan di setiap periode dikarenakan adanya pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari mitos-mitos menjadi lebih rasionil. Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian. Oleh Karena itu, dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang perkembangan ilmu pengetahuan masa modern. Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 14 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. (Surajiyo:2007:87). Menurut Slamet Iman Sontoso, ada tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453. (Tim Dosen Filsafat Ilmu :2001:79)

Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Renaissance sering diartikan denagn kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari ajaran-ajaran agama. Jadi, zaman Modern filsafat didahului oleh zaman Renaissance. Sebenarnya secara esensial zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern. Filsafat modern menampakkan karakteristiknya dengan lahirnya aneka aliran-aliran besar filsafat, yang diawali oleh Rasionalisme dan Empirisme dan Kriticisme. Selain ketiga aliran itu, juga akan diketengahkan aliran-aliran besar lainnya yang ikut  berperan mengisi lembaran filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme, fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri.  Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat.  Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda itu.


SUMBER :