BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal
dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai
sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memilki keserasian fungsi.
Definisi
lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masin
Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti
berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi
kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak
menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Pada
kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada
kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai
persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan
dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam
masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita
masyarakat. suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai
prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan
terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang
lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan
jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di
dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor
harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau
sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik, ekonomi,
kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan
tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada
dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi.
Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat.
1.2 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
perbedaan kepentingan
2. Mengetahui prasangka diskriminasi dan ethosentris
3. Mengetahui bagaimana pertentangan sosial ketegangan
dalan masyarakat
4. Mengetahui golongan-golongan yang berbeda dan
integrasi social
5. Mengetahui tentang integrasi Internasional
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Perbedaan
Kepentingan
Prinsip bahwa tingkah laku individu
merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan
kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh
karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis
dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan
sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya.
Perbedaan kepentingan sebenarnya
merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan
kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok
etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan
minoritas.
2.2 Prasangka
Diskriminasi dan Ethosentris
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari
seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha
arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang
lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu
anggapan baik terhadap sesuatu.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan
manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan
secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama
dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang
diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Diskriminasi
langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas
menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan
sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi
tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi
diskriminatif saat diterapkan di lapangan
Perbedaan Prasangka dengan Diskriminasi
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan
diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan
untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau
situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah
laku.
Sikap negatif disebut juga prasangka, walaupun sikap
prasangka juga bisa bersifat positif dalam kondisi tertentu. Dalam pengertian
ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah negatif karena pengaruh dari faktor
lingkungan, sikap dan ego yang tinggi, serta mudah terprovokasi dengan orang
lain tanpa ada bukti yang jelas, dan hanya bisa berprasangka dengan orang lain.
Etnosentrisme yaitu suatu
kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri
sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok
ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya
sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung,
tidak luwes.
Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas
kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa
ras tersebut cendrung menganggap kebudayaan mereka sebagai salah satu
prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang
berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai,
dipandang sebagai suatu yang kurang baik, kurang estetis, dan bertentang
dengan kodratnya.
2.3 Pertentangan
Sosial Ketegangan dalam Masyarakat
Pertentangan merupakan suatu tingkah
laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan
dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada
lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas
yaitu masyarakat, yaitu :
1.
Pada
taraf di dalam diri seseorang
Konflik
menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan
dorongan yang antagonistik didalam diri seseorang.
2.
Pada
taraf kelompok
Konflik
ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,
nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota
kelompok, serta minat mereka.
3.
Pada
taraf masyarakat
Konflik juga bersumber pada perbedaan
di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan
norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda. Perbedan-perbedaan dalam nilai,
tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup
dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang
ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang
biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar.
Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik.
2.4
Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat
majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan
sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara
Indonesia.
Integrasi Sosial adalah merupakan
proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu
kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras,
etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.
Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka
dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi
merupakan kesatuan. Hal-hal
yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi yaitu sebagai
berikut:
1.
Agama,
sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
2.
Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
3.
Prasangka
yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
- Isu asli tidak asli, berkaitan
dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli
dengan keturunan (Tionghoa,arab)
Adapun syarat-syarat terjadinya integrasi sosial antara
lain:
- Nilai dan norma berlaku lama
dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
- Masyarakat berhasil menciptakan
kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan
dijadikan pedoman
- Anggota masyarakat merasa bahwa
mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka
2.5 Integrasi Internasional
Integrasi
Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang
berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah
integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena latar belakang
masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan
kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi
politik yang lebih lunak.
Teori integrasi internasional
dianalogikan sebagai satu payung yang memayungi berbagai pendekatan dan metode
penerapan yaitu federalisme, pluralisme, fungsionalisme, neo-fungsionalisme,
dan regionalisme. Meskipun pendekatan ini sangat dekat dengan kehidupan kita
saat ini, tetapi hal ini rasanya masih sangat jauh dari realisasinya (dalam
pandangan state-sentris/idealis), sebagaimana sekarang banyak teoritisi
integrasi memfokuskan diri pada organisasi internasional dan bagaimana ia
berubah dari sekedar alat menjadi struktur dalam negara.
Beberapa
masalah integrasi internasional, diantaranya sebagai berikut:
1.
Perbedaan ideologi
2.
Kondisi masyarakat yang majemuk
3.
Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
4.
Pertumbuhan partai politik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertentangan sosial dan integrita
masyarakat. suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai
prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan
terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang
lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan
jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di
dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor
harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau
sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik, ekonomi,
kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan
tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada
dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi.
Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat.
Pertentangan sosial adalah teori
yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses
penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya
konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok
pemisahan kelas dalam masyarakat.
3.2 Saran
Sikapilah suatu
konflik dengan baik, maka konflik tersebut dapat
memberikan masukan yang baik terhadap kehidupan. Oleh karena itu, apabila
terjadi konflik hendaknya kita menyelesaikan dengan baik dan secara bermusyawarah
agar tidak terjadi konflik yang
berkelanjutan antara pihak-pihak yang berkonflik.
Saya sadar bahwa dalam penulisan ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu saya
mambutuhkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-teman
yang ingin menambah wawasan mengenai “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”, teman-teman bisa mencari referensi
lain.
REFERENSI
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab10-prasangka_diskriminasi_dan_etnosentrisme.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar